Subscribe Twitter Facebook

Kamis, 02 Mei 2013

Aksara Jawa

Aksara Jawa, atau dikenal dengan nama Hanacaraka atau Carakan, adalah aksara jenis abugida turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Sunda, dan bahasa Sasak. Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan Aksara Jawa Kuno yang juga merupakan abugida yang digunakan sekitar abad ke-8 – abad ke-16. Aksara ini juga memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Nama aksara ini dalam bahasa Jawa adalah Dentawiyanjana.



Seiring dengan perkembangan jaman, dan akibat adanya globalisasi dan "koreanisasi", para pemuda Jawa khususnya mulai melupakan tentang aksara Jawa ini. Padahal aksara Jawa merupakan salah satu aset budaya yang harus dilindungi.

Untuk itu saya akan mencoba untuk tetap melestarikannya. Berikut adalah aksara - aksara Jawa :

Ini adalah aksara jawa yang utama


Ini adalah pasangan dalam aksara jawa
Fungsi dari pasangan ini adalah untuk mematikan suatu huruf konsonan untuk melanjutkannya dengan konsonan lain, misalnya jika kita ingin menulis "mangan sega" maka dalam aksara jawa kita harus menulis "ma-nga-di pepet(n-pasangan sa)-ga".


Ini adalah aksara murda
Fungsi dari aksara murda adalah untuk menulis angka


Ini adalah aksara vokal
Fungsi dari aksara vokal ini adalah untuk mempertegas pelafalan terutama untuk bahasa asing


Ini adalah aksara rekan / tambahan
Fungsi dari aksara ini adalah untuk menuliskan aksara konsonan (biasanya untuk bahasa asing seperti bahasa Arab).

 Ini adalah sandangan untuk meberikan bunyi vokal
Khusus untuk bunyi re dan le tidak boleh menggunakan pepet tapi penulisannya menggunakan :
nga lelet untuk le, dan pa cerek untuk re.


Ini adalah sandangan untuk memberikan akhiran bunyi konsonan (pada akhir kata / kalimat).

Sumber : Wikipedia

13 komentar:

Unknown mengatakan...

Cakep mass :D sangat membantu (y)

Unknown mengatakan...

Trimakasih banyak

Unknown mengatakan...

Joss dah , thank you

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

kalau pasangannya nga lelet dan pa cerek gimana ya?

Swastyan Dwi Saputra mengatakan...

+Elnish Fiqhunissa yang dimaksud itu gimana ya?
Kalau untuk penulisan penulisannya biasa, sejajar dengan aksara lainnya.
Kalau kegunaan maksudnya untuk menuliskan bunyi "le" dan "re" karena untuk menuliskan itu tidak boleh dengan cara "la di pepet" dan "ra di pepet".

budi setiawan mengatakan...

Terimakasih! Bantu banget man

Unknown mengatakan...

Tolong di reply dong pertanyaan2 yang ada.. saya ada pertanyaan penting.. apa yang membedakan antara pepet dengan pa cerek atau nga lelet? apa itu mengandung sense2 tertentu yang hanya orang jawa yang mengerti 'ngeng' nya, maka dipakailah pa cerek dan nga lelet tadi itu? Ada ketentuan khusus gak? Misalnya apa ajja yang mesti pa cerek dan nga lelet.. contoh kata nya sebanyak2nya.. matur suwun (Y)

Unknown mengatakan...

pada sampel di atas.. bagaimana cara akang ngebedain antara kata Glepung, Bareng, Lemu, Kreteg dsb itu mesti di Pepet atau di Pa Cerek dan Nga Lelet??? Atau orang Jawa punya sense yang beda terhadap kata2 tersebut? Wahh kalu itu masalahnya, lalu gimana dengan yang bukan wong jowo kang mas, gmn cara kami membedakan mana yang mesti Pepet, mana yng mesti Pa Cerek dan Nga Lelet..?!?!? (Iki seriusan iki ndoro) (Y)

durihandoyo mengatakan...

@pahe satu untuk kata "GLEPUNG" Gle dibentuk dengan huruf ga dibeli pasangan la dan diberi pepet. aksara la tidak boleh diberi pepet tapi, pasangannya bisa. karena nga lelet maupun pa cerek tidak memiliki pasangan alias jomblo

Unknown mengatakan...

Hahaha

Unknown mengatakan...

Kalau lempung nulisnya gimana ya

Yusuf Hera mengatakan...

Maewu ewu sembah nuwun Kisanak ...
Sanget ambiyantu tumraping kawula, ingkang sanadyanta sakwontenipun babagan yuswa ibaratipun kados lingsiripun surya ing kilenipun bantala ananging tetepa cekak ing bab pasinaon seserat Jawi.

Nuwun....

Posting Komentar